Senin, 28 November 2011

nego di lokasi pemblokiran, bupati tandatangani tuntutan diatas materai

Senin, 28/11/2011 14:15 WIB

Surat Pernyataan Ditandatangani Bupati, Blokade di Porong Diakhiri

Suparno - detikSurabaya


 
Sidoarjo - Setelah memblokade jalan raya Porong selama kurang lebih 5 jam, massa 'Korban Lumpur Lapindo Menggugat' akhirnya membubarkan diri. Warga membuka blokade setelah Bupati Sidoarjo Saiful Ilah bersedia menandatangani surat pernyataan yang diajukan warga.

Sebelum membubarkan diri, Saiful bersama asisten III Sekdaprov Jatim Edi Purwinarto menemui massa. Saiful menminta agar massa tidak merugikan warga lain dengan melakukan blokade jalan. Saiful menyarankan agar diadakan musyawarah yang merupakan langkah terbaik. Setelah melakukan diskusi, akhirnya Saiful bersedia menandatangani selembar kertas pernyataan yang dibuat warga.

Surat pernyataan tersebut berisi 3 tuntutan yakni, pertama agar warga secepatnya mendapat ganti rugi gagal panen dan evakuasi atas jebolnya tanggul pada Desember 2010. Kedua, pemkab Sidoarjo agar menekan PT MInarak Lapindo Jaya (MLJ) agar secepatnya memberi pelunasan ganti rugi yang tercantum dalam prpres tahun 2007. Dan ketiga, mendesak BPLS agar secepatnya memberi ganti rugi atas tanah milik warga yang digunakan BPLS untuk irigasi di desa Penatar Sewu.

"Ganti rugi gagal panen akan dicairkan awal tahun 2012 karena dana itu sudah ada. Namun akan dibentuk Badan Perencana Bencana Daerah (BPBD) lebih dulu," janji Saiful kepada warga, Senin (28/11/2011).

Merasa puas dengan kesediaan dan janji dari bupati, akhirnya warga bersedia membubarkan diri. "Dari pengamatan detiksurabaya.com, blokade diakhiri sekitar pukul 13.20 WIB. Begitu bloakde diakhiri, Arus kendaraan di dua lajur jalan langsung terurai. Di bawah pengaturan polisi, arus berjalan ramai lancar.

(iwd/bdh)
http://surabaya.detik.com/read/2011/11/28/141547/1777202/475/surat-pernyataan-ditandatangani-bupati-blokade-di-porong-diakhiri

Korban Lumpur Lapindo Buka Blokade

Senin, 28 2011 18:00 WIB
SIDOARJO--MICOM: Warga korban lumpur Lapindo di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, membuka blokade Jalan Raya Porong dan rel kereta api, Senin (28/11), setelah bupati setempat menemui mereka.

Aksi blokade jalan raya dan rel kereta selam empat jam dilakukan ole warga di Desa Siring atau tepat di depan pintu masuk pos Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS). Akibat aksi tersebut, kereta api dari arah Surabaya harus berhenti di Stasiun Sidoarjo dan Tanggulangin. Sedangkan kereta dari arah Malang harus berhenti di Stasiun Bangil.

Dampak lebih parah dialami pengendara ratusan mobil di Jalan Raya Porong karena terjebak dalam antrean dan tidak bisa bergerak sama sekali. Para pengendara terjebak ber jam-jam menunggu unjuk rasa berakhir.

Warga korban Lapindo mulai melunak saat Bupati Sidoarjo Saiful Ilah mendatangi lokasi aksi dan bersedia menandatangani surat pernyataan yang dibuat warga. Dalam surat pernyataan di atas meterei Rp6.000 tersebut bupati mengaku siap memperjuangkan aspirasi warga. Namun bupati juga sempat marah karena ada warga berteriak menyatakan tidak percaya kepada bupati.

"Sebelum sampeyan berunjuk rasa, saya sudah menulis surat mendesak PT Minarak Lapindo Jaya dengan tembusan ke Dewan Pengarah BPLS," kata Bupati.

Dalam unjuk rasa warga menuntut percepatan pembayaran ganti rugi. Mereka juga menuntut ganti rugi atas peristiwa tanggul yang jebol pada 23 Desember 2010 serta mendesak kasus korupsi yang dilakukan oknum BPLS diusut tuntas.

Setelah menandatangani surat, warga membuka blokade jalan yang mereka lakukan sejak pukul 09.15 WIB, kemudian bubar. (HS/OL-01)
http://m.mediaindonesia.com/index.php/read/2011/11/28/279766/289/101/Korban_Lumpur_Lapindo_Buka_Blokade?utm_medium=twitter&utm_source=twitterfeed

Jalur Kereta di Porong Juga Diblokir Korban Lumpur Lapindo

Senin, 28/11/2011 13:16 WIB

Suparno - detikSurabaya



(detiksurabaya/Suparno)
<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=aca95ca9&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=159&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=aca95ca9' border='0' alt='' /></a>
Sidoarjo - Selain memblokade Jalan Raya Porong, 'Korban Lumpur Lapindo Menggugat' juga memblokir jalur kereta api. Beberapa warga melakukan pemblokiran dengan cara tidur di atas rel yang berada di depan pos pantau BPLS Desa Siring.

Selain melakukan aksi tidur di atas rel, pemblokiran yang dilakukan sekitar pukul 13.00 WIB ini juga menggunakan sepeda motor, batu dan kayu. Aksi ini nekat dilakukan karena warga kesal dengan pemerintah yang tidak menggubris tuntutan mereka.

"Kami melakukan pemblokiran rel karena merasa tidak puas, sebab Pak Sunarso Ketua BPLS tidak juga menemui pengunjuk rasa di Jalan Raya Porong," kata Ahmad Dahiri, warga Desa Plumbon kepada detiksurabaya.com di lokasi, Senin (28/11/2011).

Sementara itu pengawas rel KA Bambang mengatakan, hingga pukul 13.00 WIB sejak rel diblokir, belum ada KA yang lewat. Sebab KA Sri Tanjung dari Banyuwangi mengalami keterlambatan 1 jam dan masih berada di kawasan Probolinggo.


(fat/bdh)
http://surabaya.detik.com/read/2011/11/28/102447/1776913/475/jalan-raya-porong-diblokir-korban-lumpur-lapindo?y990101mainnews

Blokir jalan raya Porong dan rel kereta api

Senin, 28/11/2011 10:24 WIB

Jalan Raya Porong Diblokir Korban Lumpur Lapindo

Suparno - detikSurabaya
Sidoarjo - Hindari Jalan Raya Porong jika Anda tidak ingin terjebak dalam kemacetan. Pasalnya, jalan yang menghubungkan Surabaya-Malang-Pasuruan tersebut saat ini diblokir oleh korban lumpur Lapindo di luar peta terdampak.

Pemblokir jalan raya Porong ini mengatasnamakan Warga korban lumpur menggugat (KLM), berasal dari Desa Kalidawir, Sentul, Glagah Arum, Gempol Sari, Penatar Sewu dan Tanggulangin.

Dari pengamatan detiksurabaya.com, Senin (28/11/2011), pemblokiran dilakukan sekitar 60 warga KLM mulai pukul 8.40 WIB hingga 10.25 WIB. Pemblokiran dilakukan tepatnya di pintu masuk pos pantau BPLS di Desa Siring, Porong. Warga memblokir dua lajur jalan baik yang menuju ke arah Surabaya - Malang dan sebaliknya.

Warga memalangkan truk untuk memblokir jalan yang menuju Surabaya ke Malang dan merentangkan spanduk untuk memblokir jalan dari Malang menuju Surabaya. Sementara itu, warag sendiri duduk-duduk di tengah jalan dengan alas seadanya. Untuk berlindung dari matahari, sebagian warga menggunakan payung.

"Kami tidak akan membuka blokir jalan kecuali kepala BPLS, Sunarso, datang ke Porong untuk bertemu dengan warga," kata Imam Dhakiri, korlap KLM kepada detiksurabaya.com.

Dhakiri mengatakan bahwa warga menuntut ganti rugi atas jebolnya tanggul dan biaya evakuasi pada 23 Desember 2010. Karena jebolnya tanggul itu maka banyak dari warga yang emngalami gagal panen tanaman dan ikan..

Hingga pukul 10.15 WIB, warga masih memblokir jalan sambil melakukan istighosah. Tentu saja pemblokiran tersebut membuat banyak kendaraan tak bisa bergerak. Bahkan motor pun tak diperbolehkan lewat. Untuk mengatasinya, motor dan kendaraan kecil masih bisa melewati jalan Flamboyan (alternatif) sementara kendaraan besar terpaksa berhenti total.

Polisi memang tamnpak di lokasi, tetapi mereka tidak berani melakukan pembubaran. Polisi juga belum melakukan pengaturan lalu lintas. Polisi hanya melakukan penjagaan saja.

(iwd/bdh)