Korban Lapindo Protes Rencana Eksploitasi di Desa Kalidawir
Rabu, 09 Maret 2011 | 16:50 WIB
TEMPO Interaktif, SIDOARJO - Korban lumpur Lapindo memprotes rencana Lapindo Brantas Incorporated mengeksploitasi gas bumi di Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Korban Lapindo mengaku trauma atas luapan lumpur yang dianggap kelalaian atas eksploitasi yang dilakukan Lapindo. "Eksploitasi Lapindo melukai perasaan korban lumpur," kata korban Lapindo asal Desa Renokenongo, M. Zainul Arifin, Rabu (9/3).
Zainul meminta agar pemerintah meninjau kembali rencana Lapindo untuk mengeksploitasi gas bumi di Sidoarjo. Trauma atas luapan lumpur panas belum hilang dari ingatan korban lumpur Lapindo. Apalagi, hingga kini proses ganti rugi korban Lapindo juga terbengkalai. Sejak beberapa bulan terakhir, angsuran ganti rugi tersendat.
Lokasi pengeboran di Desa Kalidawir, juga jaraknya tidak jauh dari desa-desa yang sudah lebih dahulu terkena dampak semburan lumpur panas Lapindo. Itu sebabnya, warga mengkhawatirkan kasus semburan Lumpur panas di Porong akan terulang di Kalidawir.
Untuk itu, Zainal mendesak agar PT Minarak Lapindo Jaya anak perusahaan Lapindo Brantas yang menangani proses jual beli dan ganti rugi untuk menyelesaikan proses pembayaran. Zainul khawatir jika eksplotasi gas bumi diteruskan akan mengancam pemukiman warga di sekitar lokasi pengeboran. "Tak ada jaminan pengeboran Lapindo tak menimbulkan bencana," ujar Zainul.
Manajer Area Lapindo Brantas Incorporated Taryono menjelaskan, pengeboran di Kalidawir untuk memenuhi kebutuhan gas nasional. Di antaranya memasok sejumlah wilayah di Sidoarjo dan Surabaya.
Lapindo, katanya, mengebor sedalam 1.100 meter di bawah permukaan tanah. Lapindo memiliki sebanyak empat sumur yang menghasilkan 5 juta kaki kubik per hari. "Target kami bisa dihasilkan 10 juta kaki kubik per hari," katanya.
Taryono menyatakan sumur di Kalidawir tidak ada hubungannya dengan sumur di pusat semburan lumpur Lapindo di Porong.
Selain itu, kata Taryono, menurut tim geologi, sumur gas bumi di Kalidawir aman dan tak berpotensi mengeluarkan semburan. Terbukti, katanya, selama beroperasi sumur Kalidawir tak bermasalah. EKO WIDIANTO.
http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2011/03/09/brk,20110309-318836,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar