Selasa, 31 Mei 2011

Bupati Sidoarjo sangat melecehkan korban Lapindo...

2011-05-26 
Bupati Sidoarjo Lecehkan Korban Lapindo

Sidoarjo – 5 tahun sudah, lumpur Lapindo menyembur di Porong, Sidoarjo. Namun sampai kapan lumpur itu akan berhenti menyembur belum diketahui. Terkait dengan ini, Rabu (25/5), ratusan warga yang menamakan diri Aliansi Korban Lapindo Menggugat gagal bertemu dengan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah. Warga pun merasa dilecehkan, karena hanya ditemui oleh Sekretaris Daerah.

"Kami sangat kecewa atas perlakuan ini. Kami merasa dilecehkan," ujar Supandi, salah seotang pengunjuk rasa usai keluar dari kantor bupati, Rabu (25/5).

Meski tidak ditemui orang nomor satu di Kota Udang, namun warga korban dampak lumpur ini sedikit terobati dengan kedatangan Sholahudin Wahid, adik Gus Dur. Gus Solah panggilan pengasuh Ponpes Tebu Ireng Jombang ini sempat sekitar 10 menit di depan kantor bupati Sidoarjo..
Mengenakan busana Batik warna hijau dengan celana dan kopyah hitam, ia menyatakan bahwa Lapindo harus segera menghentikan proses pengeboran di Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo.

"Saya harap bupati Sidoarjo dapat membantu warga untuk menghentikan pengeboran di daerah porong," ujar Gus Solah.

Massa dari 8 desa di 3 kecamatan mendatangi kantor bupati Sidoarjo menuntut agar Saiful Ilah menolak rencana Lapindo memperdalam sumur gas yang telah ada. Warga trauma dengan semburan lumpur yang sampai saat ini masih belum berhenti

Terpisah, lumpur Lapindo ternyata menarik perhatian 30 ilmuwan dari 8 negara. Sekitar 30 ilmuwan dari Indonesia dan mancanegara seperti Jepang, Amerika Serikat, Australia, Rusia, Inggris, diundang oleh LSM dari Australia, Humanitus Foundation untuk membahas kondisi semburan lumpur dan dampak sosial bagi masyarakat sekitar.

"Humanitus membawa ilmuwan lokal dan mancanegara untuk membahas masa depannya bagaimana," ujar Eksekutive Director Humanitus Sidoarjo Fund Jeffrey R Richards di lokasi dekat titik semburan lumpur, Rabu (25/5).

Sampai saat ini, belum ada yang bisa memastikan 100 persen penyebab semburan lumpur. Apakah disebabkan human error atau pun bencana alam. Namun, dari beberapa makalah ada yang menyatakan semburan lumpur akan berhenti dengan sendirinya selama 26 tahun, 33 tahun hingga 100 tahun.

"Tapi semuanya masih tidak bisa diambil kesimpulan," tuturnya.

Menurutnya, semburan lumpur di Sidoarjo sangat membutuhkan dana dari asing. Karena dampak yang ditimbulkan semburan lumpur sangat luar biasa menelan korban sosial.

"Ini bencana besar, negara butuh bantuan besar. Selama ini belum ada funding dari asing. Lebih baik ada bantuan asing," jelasnya.
http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962e9c440f49eff386db3919cfeeea5f80a

Tidak ada komentar:

Posting Komentar