Rabu, 26 Oktober 2011

Kelana Kota

24 Oktober 2011, 11:19:15| Laporan Eddy Prastyo

Warga 8 Desa Korban Lumpur Blokir Jalur Alternatif Kalitengah

suarasurabaya.net| Warga 8 desa korban lumpur diantaranya dari Desa Glagaharum, Sentul, Kalidawir, Gempolsari, Penatarsewu, dan Plumbon melakukan aksi blokade jalan alternatif Kalitengah di persimpangan Glagaharum-Sentul.

Kompol Leonardus Simarmata Wakapolrestabes Sidoarjo pada Suara Surabaya, Senin (24/10/2011) mengatakan aksi blokade ini menurut warga akan dilakukan selama 3 hari. Untuk itu, arus lalu lintas dari Surabaya-Malang maupun Surabaya-Banyuwangi harus melewati Jalan Raya Porong atau jalur alternatif Mojosari.

Aksi unjukrasa ini dilakukan menuntut pembayaran ganti rugi jebolnya tanggul pada 24 Desember 2010 lalu.

Ahmad Khusairi Humas Badan Pelaksana Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BP BPLS) pada surasurabaya.net mengatakan uang untuk ganti rugi warga 8 desa itu sebenarnya sudah ada, tapi sementara ini ditampung di rekening milik Badan Penanggulangan Bencana Nasional.

Dana itu baru bisa dicairkan setelah struktur Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sidoarjo sudah terbentuk. “BPBD Sidoarjo sudah terbentuk, ada SK-nya. Tapi secara struktural belum siap. Warga 8 desa kami harapkan sabar karena prosesnya akan segera tuntas,” kata dia.

Sementara itu arus lalu lintas di sekitar Porong, exit tol Porong mengalami kepadatan dan antrean cukup panjang sejak KM34, jalur Pandaan-Surabaya macet di Apolo-Kejapanan karena 2 truk mogok di Bandulan .

Sementara itu malam harinya nanti pukul 18.30 WIB, warga 3 desa yakni Besuki, Kedungcangkring, dan Pejarakan akan menggelar istighosah di eks Jalan Tol Surabaya-Gempol. Aktivitas ini akan menutup separuh ruas jalan alternatif tersebut. Menurut Abdul Rohim warga Besuki, acara ini digelar untuk mendoakan agar DPR segera mengesahkan RAPBN yang ada anggaran ganti rugi untuk mereka.(edy)
http://kelanakota.suarasurabaya.net/?id=da71a5561e2caa4dd2a6aec81cf31399201199127

Tidak ada komentar:

Posting Komentar